Posts

Dikadoi Katak Hidup

Image
Mungkin hal yang paling kusyukuri selama bekerja di sana adalah hubunganku dengan Kak Rizka. Kami berteman baik, menjadi rekan yang baik, dan tidak pernah bertengkar. Mendekati perdebatan pun tak pernah. Entah karena sedikit lebih tua dariku, atau dia memang begitu positif, aku sampai-sampai tak bisa mengingat satu hal buruk pun tentangnya. Bahkan, kurasa di dunia ini, Kak Rizka adalah orang yang paling paham cara menasehatiku, bagaimana berbicara denganku agar aku tak tersinggung sembari menyampaikan maksudnya, sesuatu yang Savira, temanku sejak SD, tak pernah bisa lakukan. Setiap kali Vira menasehatiku, aku selalu merasa digurui olehnya, jengkel, dan kesal. Tapi Kak Rizka, luar biasa, entah apa yang bisa membuatnya sebaik itu aku pun tak tau. Setelah aku diberhentikan dengan alasan kesehatanku yang buruk, aku mulai banyak merenung. Kuingat sejak SD, aku tak pernah bisa menyelesaikan upacara, berlanjut hingga SMP dan SMA. Saat mulai memasuki momen pidato, aku selalu goyah, pandanganku...

To be continued..

Image
Vira and I Vira is a very close friend of mine. We both grew up together and get along well. I don’t think I could ever make friend with somebody else the way I do with her. We talk until night, we never running out of topic, we’re just perfect. Now as we both getting older we have our own thing. She got a job out of the town which I have to carry all the burden I used to share with her all alone now. Having her away is such a big hit for me, she plays such role that nobody could ever does and ever will. We used to see each other every single day, and believe it or not when we both just got home from someplace we would continue talking on the phone, my mom and hers always shouting ‘you guys just met’.  Now that we are both working we still managed ourselves to talk somehow, even just a few damn minutes through text messages and video calls. When she left town for work the only thing she said was ‘I’m leaving, bye’ and I remember I thought she was just messing u...

FAR FROM HOME

A yahku akhirnya mengiyakan permintaanku untuk pulang ke A ceh. Setelah perdebatan sengit 2 hari 2 malam dengan ibuku yang sejak awal memang memberi izin, tentu saja, I buku lahir dan besar disana. Seluk beluknya, sejarahnya, semua dia paham. A yahku adalah ayah yang over-protective terhadap anak-anaknya, sejak kecil, aku tak pernah pergi jauh sendirian, tak pernah liburan bersama teman teman layaknya remaja seusiaku. Dari P ekanbaru menuju Me dan aku menaiki pesawat yang baru baru ini mengalami kecelakan, menghilangkan 125 nyawa dalam waktu kurang dari 30 menit. C itranya yang tak baik membuatku sedikit religius saat berada didalam pesawat, aku berdoa sepanjang jalan di 30 menit pertama, hahahahahahaha. S esampainya di M edan, aku dan sepupuku mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan. Kami hanya memiliki waktu hingga petang, karna malamnya kami harus berangkat ke Aceh. Di M edan kudap ati kehidupan memang keras. Macet adalah sesuatu yang biasa, padatnya penduduk membuat...

PEOPLE AND INSTAGRAM

‘Using social media today is not a thing, but not using it, is a thing. Especially instagram’. Kalimat ini ‘stuck’ dipikiran saya setelah beberapa hari yang lalu saya putuskan untuk berhenti sejenak berinstagram. Bagaimana tidak, banyak sekali pesan masuk berbau introgasi perihal akun instagram saya yang tiba-tiba menghilang. “Are you blocking me on instagram?”, “Are you okay?”, “You broke up, right?”, “Are you trying to be the next Awkarin?”. Saya jadi menyadari bahwa eksistensi saya di instagram tidaklah pernah dipertanyakan, tidaklah pernah sepenting absensi saya di instagram. Saya juga tidak pernah dipuji atas waktu yang saya habiskan berjam-jam di isntagram, tetapi beberapa jam saja saya menghilang, saya sudah dipertanyakan. Beberapa waktu lalu, Awkarin memutuskan untuk berhenti menggunakan instagram, walaupun akhirnya ia kembali dengan dalih ‘I want to share only happiness’. Tentu saja hal ini oleh teman-teman seperguruan, seperumahan, di kait-kaitan dengan saya. Tidak, b...

Me in Me and in People's Opinion

Namanya Ame, gadis pecinta olahraga lari ini tak pernah menyangka dirinya akan berakhir di uin suska. Ia sempat bersumpah serapah bahwa ia tak akan pernah menginjakkan kakinya disana dengan alasan kekanak-kanakan mengingat saat itu dirinya masih duduk dibangku sekolah menengah atas. 2 kali gagal tes polri tak mengurungkan niatnya untuk kembali mengulang tes-tes bodoh itu lagi di tahun depan, tentu saja di tengah-tengah kesibukan kuliahnya. Awalnya ia berniat untuk mencari pekerjaan standar lulusan SMA dengan gaji yang tak seberapa sambil menunggu tes selanjutnya tiba, namun, dengan sedikit dorongan Ayahnya dan kalimat persuasif Ibunya tentang apa jadinya ia jika tidak kuliah serta gambaran-gambaran menakutkan tentang kejamnya dunia dan sulitnya mencari pekerjaan jika tidak memiliki latar belakang pendidikan yang memadai, ia pada akhirnya mantap untuk kuliah. Sering kali terpikir olehnya untuk drop out saja atau mengambil cuti kuliah, “tes membutuhkan banyak latihan, dan di kampus,...