Dikadoi Katak Hidup

Mungkin hal yang paling kusyukuri selama bekerja di sana adalah hubunganku dengan Kak Rizka. Kami berteman baik, menjadi rekan yang baik, dan tidak pernah bertengkar. Mendekati perdebatan pun tak pernah. Entah karena sedikit lebih tua dariku, atau dia memang begitu positif, aku sampai-sampai tak bisa mengingat satu hal buruk pun tentangnya. Bahkan, kurasa di dunia ini, Kak Rizka adalah orang yang paling paham cara menasehatiku, bagaimana berbicara denganku agar aku tak tersinggung sembari menyampaikan maksudnya, sesuatu yang Savira, temanku sejak SD, tak pernah bisa lakukan. Setiap kali Vira menasehatiku, aku selalu merasa digurui olehnya, jengkel, dan kesal. Tapi Kak Rizka, luar biasa, entah apa yang bisa membuatnya sebaik itu aku pun tak tau. Setelah aku diberhentikan dengan alasan kesehatanku yang buruk, aku mulai banyak merenung. Kuingat sejak SD, aku tak pernah bisa menyelesaikan upacara, berlanjut hingga SMP dan SMA. Saat mulai memasuki momen pidato, aku selalu goyah, pandanganku...